Minggu, 13 Januari 2013

KESELAMATAN TANGAN (Hand Safety)

Sebagian Besar Aktivitas Kita dengan Menggunakan Tangan. Kita bisa membayangkan apabila tangan kita sendiri yang terpotong, terkelupas, memar dsb, kita akan mengalami kebingungan dan aktivitas terganggu. Ini merupakan hal yang harus dihindari, karena apabila tangan terluka atau cacat kita tidak dapat bekerja dengan baik, makan dengan baik, sembahyang dengan baik, dsb. Tangan kita akan cidera apabila kita:
Menempatkan tangan pada tempat yang memungkinkan terjepit, terhimpit, tertimpa, terbakar, dsb.
Kerja pada mesin hidup, tanpa memastikan sistem pelindung yang terpasang untuk bagian mesin yang berputar.
Tidak perhatian pada pergerakan tangan atau jari ketika sedang melakukan pekerjaan.
Membuka atau menutup suatu kompartemen yang bertekanan dan panas seperti radiator, aki, dll.
Kerja dengan bahan kimia tanpa sarung tangan yang sesuai.

Berikut ini beberapa bahaya tangan dan/atau tubuh kita serta cara pengendaliannya:
a. BAHAYA MEKANIS
Yang termasuk bahaya mekanis adalah:
Ø Peralatan atau mesin dengan komponen tajam yang dapat memotong tangan.
Ø Tangan terjerat/terperangkap oleh peralatan mesin yang dapat menyebabkan tangan terkilir, remuk, jari terpotong.
Ø Staples, obeng, paku, dan pahat serta peralatan lain yang dapat menusuk tangan.
Pengendaliannya:
Ø Jauhkan tangan dari nip point area (daerah titik jepit) pada suatu peralatan atau permesinan.
Ø Gunakan peralatan dan perkakas kerja yang sesuai.
Ø Pastikan keamanan sistem pelindung (machine guards) terpasang dengan baik pada peralatan atau permesinan.
Ø Ikuti cara-cara kerja aman yang benar.
Ø Pilih dan gunakan sarung tangan yang sesuai

b. PERKAKAS KERJA TANGAN
Yang termasuk bahaya perkakas kerja tangan:
Ø Kondisi fisik perkakas kerja tangan yang tidak aman (misalnya: gagang palu sudah hampir patah, goyang, dsb).
Ø Pemilihan perkakas kerja tangan yang kurang tepat pada pekerjaannya (misalnya: membuka baut besar dengan menggunakan tang yang sangat kecil).
Ø Cara menggunakan perkakas kerja tangan yang tidak benar (misalnya: kunci inggris dipergunakan untuk memukul atau sebagai pengganti palu).
Pengendalian:
Ø Selalu gunakan perkakas kerja tangan dengan benar dan sesuai maksud pembuatan pabrik.
Ø Periksa kondisi perkakas kerja tangan sebelum menggunakannya.
Ø Pastikan sistem pelindung pada perkakas kerja tangan masih dalam kondisi dan berfungsi dengan baik.
Ø Ganti pegangan palu atau obeng yang rusak.
Ø Gunakan gagang pegangan dari bahan karet.
Ø Pastikan perkakas kerja selalu bersih saat disimpan dan digunakan.

c. BAHAYA PERMUKAAN PANAS
Yang termasuk bahaya permukaan panas:
Ø Knalpot, radiator, pipa uap, turbo charger, preheater, klin, dan lainnya.
Pengendalian:
Ø Jauhkan tangan dari api atau permukaan yang panas.
Ø Berilah rambu peringatan “Awas Permukaan Panas”.
Ø Dinginkan permukaan yang panas terlebih dahulu, sebelum melanjutkan atau memulai pekerjaan.
Ø Gunakan sarung tangan tahan panas dan atau baju pelindung panas ketika menangani material yang panas.

d. BAHAYA KIMIA DAN BIOLOGI
Bahan kimia dan biologi masuk melalui kulit dengan cara/melalui:
Ø Bahan caustics, solvents atau minyak yang dapat terserap kulit.
Ø Bagian yang tersayat, tercabik, lecet dan luka terbuka lainnya.
Ø Penetrasi langsung melalui lapisan karatin kulit.
Ø Bagian yang terbakar akibat terkena api atau kesetrum.
Pengendalian:
Ø Baca dan pahami Material Safety Data Sheet (MSDS) dari suatu bahan kimia sebelum menggunakannya.
Ø Gunakan sarung tangan panjang pelindung bahan kimia (berbahan vinyl, neoprene, atau latex).
Ø Jagalah agar bagian dalam sarung tangan pelindung tetap bersih.
Ø Cuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menggunakan bahan kimia dan substansi biologi.
Catatan:
Bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui:
- Sistem pernafasan (terhirup)
- Sistem pencernakan(tertelan)
- Lewat kulit, misalnya melalui tangan, dll (terserap).
Bahan kimia dan biologis masuk ke dalam tubuh, tersalur dalam peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyerang dan merusak organ tubuh yang jauh dari tempat masuknya bahan kimia atau biologi tersebut.
Contoh bahan kimia berbahaya: Asbes.
Asbes masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan menyerang paru-paru.

TIPS PENGGUNAAN SARUNG TANGAN
Pilih jenis dan gunakan sarung tangan yang benar dan sesuai dengan pekerjaan.
Lepaskan cincin, jam atau gelang yang dapat merusak sarung tangan.
Cucilah tangan sebelum dan sesudah menggunakannya.
Periksalah sarung tangan sebelum dipakai dari kerusakan/kebocoran.
Sebagian Besar Aktivitas Kita dengan Menggunakan Tangan
Kita bisa membayangkan apabila tangan kita sendiri yang terpotong, terkelupas, memar dsb, kita akan mengalami kebingungan dan aktivitas terganggu. Ini merupakan hal yang harus dihindari, karena apabila tangan terluka atau cacat kita tidak dapat bekerja dengan baik, makan dengan baik, sembahyang dengan baik, dsb. Tangan kita akan cidera apabila kita:
Menempatkan tangan pada tempat yang memungkinkan terjepit, terhimpit, tertimpa, terbakar, dsb.
Kerja pada mesin hidup, tanpa memastikan sistem pelindung yang terpasang untuk bagian mesin yang berputar.
Tidak perhatian pada pergerakan tangan atau jari ketika sedang melakukan pekerjaan.
Membuka atau menutup suatu kompartemen yang bertekanan dan panas seperti radiator, aki, dll.
Kerja dengan bahan kimia tanpa sarung tangan yang sesuai.

Berikut ini beberapa bahaya tangan dan/atau tubuh kita serta cara pengendaliannya:
a. BAHAYA MEKANIS
Yang termasuk bahaya mekanis adalah:
Ø Peralatan atau mesin dengan komponen tajam yang dapat memotong tangan.
Ø Tangan terjerat/terperangkap oleh peralatan mesin yang dapat menyebabkan tangan terkilir, remuk, jari terpotong.
Ø Staples, obeng, paku, dan pahat serta peralatan lain yang dapat menusuk tangan.
Pengendaliannya:
Ø Jauhkan tangan dari nip point area (daerah titik jepit) pada suatu peralatan atau permesinan.
Ø Gunakan peralatan dan perkakas kerja yang sesuai.
Ø Pastikan keamanan sistem pelindung (machine guards) terpasang dengan baik pada peralatan atau permesinan.
Ø Ikuti cara-cara kerja aman yang benar.
Ø Pilih dan gunakan sarung tangan yang sesuai

b. PERKAKAS KERJA TANGAN
Yang termasuk bahaya perkakas kerja tangan:
Ø Kondisi fisik perkakas kerja tangan yang tidak aman (misalnya: gagang palu sudah hampir patah, goyang, dsb).
Ø Pemilihan perkakas kerja tangan yang kurang tepat pada pekerjaannya (misalnya: membuka baut besar dengan menggunakan tang yang sangat kecil).
Ø Cara menggunakan perkakas kerja tangan yang tidak benar (misalnya: kunci inggris dipergunakan untuk memukul atau sebagai pengganti palu).
Pengendalian:
Ø Selalu gunakan perkakas kerja tangan dengan benar dan sesuai maksud pembuatan pabrik.
Ø Periksa kondisi perkakas kerja tangan sebelum menggunakannya.
Ø Pastikan sistem pelindung pada perkakas kerja tangan masih dalam kondisi dan berfungsi dengan baik.
Ø Ganti pegangan palu atau obeng yang rusak.
Ø Gunakan gagang pegangan dari bahan karet.
Ø Pastikan perkakas kerja selalu bersih saat disimpan dan digunakan.

c. BAHAYA PERMUKAAN PANAS
Yang termasuk bahaya permukaan panas:
Ø Knalpot, radiator, pipa uap, turbo charger, preheater, klin, dan lainnya.
Pengendalian:
Ø Jauhkan tangan dari api atau permukaan yang panas.
Ø Berilah rambu peringatan “Awas Permukaan Panas”.
Ø Dinginkan permukaan yang panas terlebih dahulu, sebelum melanjutkan atau memulai pekerjaan.
Ø Gunakan sarung tangan tahan panas dan atau baju pelindung panas ketika menangani material yang panas.

d. BAHAYA KIMIA DAN BIOLOGI
Bahan kimia dan biologi masuk melalui kulit dengan cara/melalui:
Ø Bahan caustics, solvents atau minyak yang dapat terserap kulit.
Ø Bagian yang tersayat, tercabik, lecet dan luka terbuka lainnya.
Ø Penetrasi langsung melalui lapisan karatin kulit.
Ø Bagian yang terbakar akibat terkena api atau kesetrum.
Pengendalian:
Ø Baca dan pahami Material Safety Data Sheet (MSDS) dari suatu bahan kimia sebelum menggunakannya.
Ø Gunakan sarung tangan panjang pelindung bahan kimia (berbahan vinyl, neoprene, atau latex).
Ø Jagalah agar bagian dalam sarung tangan pelindung tetap bersih.
Ø Cuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menggunakan bahan kimia dan substansi biologi.
Catatan:
Bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui:
- Sistem pernafasan (terhirup)
- Sistem pencernakan(tertelan)
- Lewat kulit, misalnya melalui tangan, dll (terserap).
Bahan kimia dan biologis masuk ke dalam tubuh, tersalur dalam peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyerang dan merusak organ tubuh yang jauh dari tempat masuknya bahan kimia atau biologi tersebut.
Contoh bahan kimia berbahaya: Asbes.
Asbes masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan menyerang paru-paru.

TIPS PENGGUNAAN SARUNG TANGAN
Pilih jenis dan gunakan sarung tangan yang benar dan sesuai dengan pekerjaan.
Lepaskan cincin, jam atau gelang yang dapat merusak sarung tangan.
Cucilah tangan sebelum dan sesudah menggunakannya.
Periksalah sarung tangan sebelum dipakai dari kerusakan/kebocoran. 
 

Bisul

Cara mengobati bisul dengan cepat dan alami

Cara mengobati bisul dengan cepat dan alami - dapat anda baca secara lengkap langkah-langkah serta tips trik mengobati bisul dengan cepat bisul yang sudah pecah) di bagian bokong, mata, hidung dan pada bayi di bawah ini :

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit bisul :


  • 1. Bakteri gram positif seperti Staphylococcus atau Streptococcus. Bakteri ini berbentuk bulat dan bergerombol seperti sekumpulan anggur.
  • 2. Alergi atau makan makanan terutama yang mengandung protein tinggi : telur, susu , ayam negeri dll.
  • 3. Menurunnya daya tahan tubuh dan pada saat itu kebersihan kulit kurang terjaga seperti: tidak mandi , mandi dengan air dan handuk kurang bersih. memakai pakaian kotor atau menggaruk kulit dengan kuku kotor.

Cara mengobati bisul secara alami dapat anda baca di bawah ini :


Menggunakan Obat Traditional :
  1. ( Dewasa  no 1-3 ), rendaman gamping dan Gula aren perbandingan 1:1 ditambah air secukupnya dioleskan ke bisul, Beberapa kali aku coba resep ini bisul tidak jadi muncul.
  2. Bawang putih + Kentang diparut dan ditempelkan ke Bisul
  3. Daun Pohon Ungu yg biasa dipakai untuk wasir. Daun ditumbuk dan ditempelkan pada bisul atau daun diolesi minyak kelapa dibakar dan ditempelkan di bisul
  4. ( Anak - anak no 4 - 5 ), Daun ungu atau Daun Bawang putih ditumbuk halus dan ditempelkan ke Bisul.
Menggunakan Antibiotik : Lyncomycin 500 mg 3 × 1 selama 4 hari. Harga bervariasi 1000 ( generik ) atau 11 rb ( paten ) perkapsul . Aku pakai yang generik antibiotik ini efektif banget untuk menghilangkan Bisul dan jerawat, Menggunakan Salep : Gentamycin ( 3-5rb ) atau Garamycin ( 25-35rb ) salep dioleskan untuk stadium 1-2, Salep Ichtiyol sebaiknya tidak dipakai pada stadium 1 karena penggunaan antibiotik lyncomycin dan salep Gentamyscyn / Garamycin sudah cukup efektif dan meredakan bengkak kecil bisul,...

  1. Jika sudah besar sebaiknya tidak digunakan obat tradisional tapi obat Antibiotik dan salep.
  2. Atibiotik sama dengan stadium 1 dan 2 tapi jika belum sembuh juga bisa digunakan Ceradolan dengan zat aktif Sefotiam diHCl. Tapi sayang obat ini agak mahal, Obat ini berbentuk tablet 200mg x 20 biji harga + 250rb cukup efektif untuk Bisul yang kurang efektif jika diobati dengan antibiotik Lyncomycin, Gentamycin dan Amoxycylin.
  3. Karena benjolan sudah besar ( isinya mata lemak dan nanah ) sebaiknya dikeluarkan agar cepat matang diberi salep Ichtiyol.
Keluarkan mata bisul yang sudah matang, Jika tidak bisa sendiri sebaiknya dilakukan oleh dokter yang lebih ahli, karena Bisul besar Stadium 3 baru bisa sembuh jika mata bisul bisa dikeluarkan. Mata bisul bisa dikelurkan jika bisul membesar & untuk mempercepat pembesaran bisa diolesi ichtiyol.

Rabu, 09 Januari 2013

Penyakit Tetanus

Penyakit Tetanus

Mengetahui Tetanus
Penyakit tetanus merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekuatan tonus otot massater dan otot-otot rangka.
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran 2-5 x 0,4-0,5 milimikro yang berbentuk spora selama diluar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik.Termasuk golongan gram positif dan hidupnya anaerob. Kuman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanuspasmin) mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu 65 C akan hancur dalam lima menit. Disamping itu dikenal pula tetanolysin yang hemolisis, yang peranannya kurang berarti dalam proses penyakit.
Penyebab Terjadi Tetanus



















Tetanus terjadi dikarenakan adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak, luka baker, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Organisme multiple membentuk dua toksin yaitu tetanuspasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan mempengaruhi sistem saraf pusat.
Eksotoksin yang dihasilkan akan mencapai pada sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler. Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh aritititoksin.
Hipotesa cara absorbsi dan bekerjanya toksin adalah pertama toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik dibawah ke korno anterior susunan saraf pusat. Kedua, toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk kedalam susunan saraf pusat.
Toksin bereaksi pada myoneural junction yang menghasilkan otot-otot manjadi kejang mudah sekali terangsang.
Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan rata-rata 10 hari.

Gejala Tanda  Terjadi Penyakit Tetanus
Masa tunas biasanya 5 – 14 hari, tetapi kadang-kadang sampai beberapa minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi modifikasi penyakit oleh antiserum.
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher.
Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan :
1.Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris.
2.Kaku kuduk sampai epistotonus (karena ketegangan otot-otot erector trunki)
3.Ketegangan otot dinding perut (harus dibedakan dengan abdomen akut)
4.Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior.
5.Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas),sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
6.Kesukaran menelan,gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan sering marupakan gejala dini.
7.Spasme yang khas , yaitu badan kaku dengan epistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spasme mula-mula intermitten diselingi periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. Kadang-kadang terjadi perdarahan intramusculus karena kontraksi yang kuat.
8.Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urine dapat terjadi karena spasme otot urethral. Fraktur kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat.
9.Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
10.Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan cairan otak.
Ada 3 bentuk klinik dari tetanus, yaitu:
1.Tetanus local : otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luak. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menhilang tanpa sekuele.
2.Tetanus general merupakan bentuk paling sering, timbul mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi awal. Dalam waktu singkat konstruksi otot somatik — meluas.
Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya spasme berlangsuang beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi.
3.Tetanus segal : varian tetanus local yang jarang terjadi masa inkubasi 1-2 hari terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka.
Paling menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX dan XI tersering adalah saraf otak VII diikuti tetanus umum.
Menurut berat gejala dapat dibedakan 3 stadium :
1.Trismus (3 cm) tanpa kejang-lorik umum meskipun dirangsang.
2.Trismur (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
3.Trismur (1 cm) dengan kejang torik umum spontan.
E.Diagnosis
Biasanya tidak sukar. Anamnesis terdapat luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada rahang sangat membantu.
F.Diagnosis banding
Spasme yang disebabkan oleh striknin jarang menyebabkan spasme otot rahang tetapi didiagnosis dengan pemeriksaan darah (kalsium dan fospat). Kejang pada meningitis dapat dibedakan dengan kelainan cairan serebropinalis. Pada rabies terdapat anamnesis gigitan anjing dan kucing disertai gejala spasme laring dan faring yang terus menerus dengan pleiositosis tetapi tanpa trismus.
Trismus dapat pula terjadi pada argina yang berat, abses retrofaringeal, abses gigi yang hebat, pembesaran getah bening leher. Kuduk baku juga dapat terjadi pada meningitis (pada tetanus kesadaran tidak menurun), mastoiditis, preumonia lobaris atas, miositis leher, spondilitis leher.
Pantangan  Makanan Penderita Tetanus
Penderita tetanussudah pasti memiliki luka,untuk itu perlu kita ketahui makanan pantangannya agarlukaatau tetanus tidak bertambah parah.
Pantangannya yaitu:
  1. Daging kambing
  2. Ikan asin(terutama yang punya alergi)
  3. Minuman beralkohol.
  4. Perlu diketahui juga luka tetanus harus selalu dibersihkan

Kamis, 03 Januari 2013

Silikosis akibat bekerja tidak menggunakan masker

Silikosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.

Terdapat 3 jenis silikosis:

1. Silikosis kronis simplek, terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil debu silika dalam jangka panjang (lebih dari 20 tahun).
Nodul-nodul peradangan kronis dan jaringan parut akibat silika terbentuk di paru-paru dan kelenjar getah bening dada.
2. Silikosis akselerata, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang lebih banyak selama waktu yang lebih pendek (4-8 tahun).
Peradangan, pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih cepat.
3. Silikosis akut, terjadi akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar, dalam waktu yang lebih pendek.
Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.

Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif.
Fibrosis ini terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur paru yang normal.

PENYEBAB

Silikosis terjadi pada orang-orang yang telah menghirup debu silika selama beberapa tahun.
Silika adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada:
- buruh tambang logam
- pekerja pemotong batu dan granit
- pekerja pengecoran logam
- pembuat tembikar.

Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada peledakan pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Bila terhirup, serbuk silika masuk ke paru-paru dan sel pembersih (misalnya makrofag) akan mencernanya. Enzim yang dihasilkan oleh sel pembersih menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada paru-paru.
Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang tipis (silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar (silikosis konglomerata).
Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah secara normal. Paru-paru menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan pernafasan.

GEJALA

Penderita silikosis noduler simpel tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka bisa menderita batuk berdahak karena saluran pernafasannya mengalami iritasi (bronkitis).

Silikosis konglomerata bisa menyebabkan batuk berdahak dan sesak nafas.
Mula-mula sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas, tapi akhirnya sesak timbul bahkan pada saat beristirahat.

Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja.
Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan menyebabkan gagal jantung yang bisa berakibat fatal.

Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis, penderita silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis.

Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut:
- demam
- batuk
- penurunan berat badan
- gangguan pernafasan yang berat.

DIAGNOSA

Biasanya akan ditanyakan secara terperinci mengenai jenis pekerjaan, hobi dan aktivitas lainnya yang kemungkinan besar merupakan sumber pemaparan silika.
Pemeriksaan yang dilakukan:
# Rontgen dada (terlihat gambaran pola nodul dan jaringan parut)
# Tes fungsi paru
# Tes PPD (untuk TBC).




PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis.
Untuk mencegah semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan.

Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen.
Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
- membatasi pemaparan terhadap silika
- berhenti merokok
- menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin.

Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. . Silika diduga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC.
Jika hasilnya positif, diberikan obat Anti TBC.

PENCEGAHAN

Pengawasan terhadap di lingkungan kerja dapat membantu mencegah terjadinya silikosis.
Jika debu tidak dapat dikontrol, (seperti halnya dalam industri peledakan), maka pekerja harus memakai peralatan yang memberikan udara bersih atau sungkup

Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen dada secara rutin. Untuk pekerja peledak pasir setiap 6 bulan dan untuk pekerja lainnya setiap 2-5 tahun, sehingga penyakit ini dapat diketahui secara dini.
Jika foto rontgen menunjukkan silikosis, dianjurkan untuk menghindari pemaparan terhadap silika.

Bahaya abu gunung berapi

Aktivitas gunung berapi yang meningkat selalu dibarengi dengan semburan abu vulkanik, dalam waktu terakhir beberapa gunung berapi di Indonesia menunjukan peningkatan aktifitas vulkaniknya yang paling parah adalah Merapi yang terkenal dengan wedus gembelnya, selain itu Anak Krakatau, Semeru, Papandayan dan beberapa lainnya juga meningkat.



Letusan gunung Merapi menyebarkan debu vulkanik kemana-mana

Lalu seberapa berbahaya abu vulkanik bagi kesehatan? tentu berbahaya bila kita menghirupnya. Abu vulkanik diketahui bisa menyebabkan iritasi mata, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga gangguan pada kulit. Menurut dr Andreas Dewanto, dokter Puskesmas Ngemplak, Sleman, yang bertugas di Posko Glagahmalang, dan kini berpindah tugas ke Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, kandungan abu vulkanik sangat berbahaya. “Kandungan material dari abu yang dimuntahkan itu mengandung S102 atau pasir kuarsa yang biasa digunakan untuk membuat gelas,” katanya.



Beberapa hari terakhir abu vulkanik yang keluar bersama material vulkanik lainnya sangat pekat di sekitar Gunung Merapi hingga ke Jawa Tengah

Bentuk pasir kuarsa itu tidak bulat layaknya debu biasa. Di bawah mikroskop, pasir kuarsa itu tampak berujung runcing. Ini tentunya bisa melukai saluran pernapasan, mata, bahkan kulit. “Jadi partikelnya memang membahayakan.” Selama berada di Posko Glagahmalang, Desa Glagah Harjo, Andreas mengatakan anak-anak berusia 2-12 tahun adalah korban yang paling banyak terkena dampak abu vulkanik. “Keluhannya paling banyak infeksi saluran pernapasan akut, batuk, pilek, dan iritasi mata,” kata Andreas.



Tingginya letusan, membuat jangkauan abu vulkanik yang tersebar bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kilometer

Sementara itu, menurut Heru Trisno Nugroho, Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah dr Sardjito, pada hampir mayoritas korban awan panas letusan Gunung Merapi yang dirawat di rumah sakit tersebut, sebagian besar dari mereka mengalami trauma inhalasi karena saluran pernapasan terbakar.Mereka kesulitan bernapas, sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan (ventilator).



Penampakan Abu Vulkanik diperbesar



Diperbesar lebih besar lagi penampakan abu vulkanik



Lebih jelas lagi penampakan abu vulkanik

Masalahnya, Heru mengungkapkan, saat ini rumah sakit kekurangan alat bantu pernapasan itu. Stok alat di rumah sakit menipis, sedangkan jumlah korban terus naik. “Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Kalau ada alat itu, segera dikirim,” dia menerangkan.

Saat meletus, gunung berapi memang umumnya menyemburkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), asam klorida (HCl), asam fluorida (HF), dan abu vulkanik ke atmosfer. Abu vulkanik mengandung silika, mineral, dan bebatuan. Unsur yang paling umum adalah sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium, magnesium, dan fluoride. Ada juga unsur lain, seperti seng, kadmium, dan timah, tapi dalam konsentrasi yang lebih rendah.



Sangat tajam dan bahaya bagi paru2 serta bisa membuat iritasi

Dr Mukhtar Ikhsan, SpP(K), dokter spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, yang dihubungi Tempo, mengatakan, khusus silika, sebenarnya memang ada di sekitar kita, dan sangat mungkin terhirup dalam kondisi normal. “Tapi kan intensitasnya tidak besar, dan kalaupun terpapar tidak terus-menerus seperti saat bencana seperti Merapi kini,” kata Mukhtar.

Dengan intensitas tinggi, bisa jadi bulu-bulu hidung tak cukup kuat menahan serangan partikel polutan berbahaya. Belum lagi ada kemungkinan suhu panas dan gas-gas beracun yang mungkin ikut keluar bersama abu vulkanik. Akumulasi silika dalam paru-paru bisa mengakibatkan silikosis yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru. “Silikosis umumnya menyerang pekerja tambang. Namun mereka terserang silikosis karena paparan silika konsentrasi tinggi dari jangka waktu yang lama,” kata Mukhtar.



Bandingkan dengan debu biasa yang bulat (tidak tajam)

Muhktar khawatir terhadap kondisi pengungsi yang mungkin mengalami stres, kurang istirahat, dan kurang makanan bergizi, sehingga akan mengakibatkan daya tahan tubuh pengungsi turun. Lemahnya daya tahan tubuh para pengungsi ditambah paparan silika bisa membuat infeksi semakin mudah menyerang.

Pernapasan memang paling mudah terpengaruh oleh abu vulkanik. Tapi besar-kecilnya dampak abu vulkanik sebenarnya bergantung pada sejumlah faktor, seperti konsentrasi partikel di udara yang sebaiknya kurang dari 10 mikron dalam diameter, frekuensi dan lama pemaparan, kandungan abu, cuaca, serta kondisi kesehatan seseorang.



Salah seorang pengungsi Merapi yang sedang mengalami gangguan pernapasan akibat abu vulkanik

Cara sederhana menghindari paparan abu adalah menghindari sumber polusi dengan mengungsi. Orang dengan penyakit pernapasan atau hanya gejala harus meninggalkan area paparan tinggi abu vulkanik. Jika konsentrasi silika melebihi batas yang direkomendasikan: lebih dari 50 mikrogram per meter kubik. Penggunaan masker menjadi suatu keharusan dalam kondisi tingginya tingkat polusi udara seperti dalam bencana Merapi. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof Faisal Yunus, MD, PhD, FCCP, sejak letusan Merapi pertama pada 26 Oktober lalu, sudah memprediksi tingginya jumlah pengidap ISPA menyusul letusan Gunung Merapi.



Bukan hanya berbahaya bagi mahluk hidup tapi juga bisa merusak mesin pesawat

Faisal saat itu menjelaskan, ada sembilan jenis respirator yang direkomendasikan berdasarkan kemampuan menyaring partikel dengan ukuran 0,3 mikron atau satu per 1.000 milimeter, yaitu respirator 95 persen, 99 persen, dan 100 persen, serta kemampuan filtrasi terhadap minyak, yaitu tipe N (Non-resistant to oil), R (Resistant to oil), dan P (oil Proof). Masker bedah yang terbuat dari kertas atau kain yang banyak beredar sebenarnya hanya menutupi area sekitar hidung. Masker jenis itu memiliki keterbatasan filtrasi karena ada celah di sekitar hidung dan mulut yang memungkinkan tetap masuknya kuman dan polutan yang ada di udara. Respirator lebih memberi perlindungan ketimbang masker bedah. Respirator lebih melindungi dan menyaring partikel berukuran satu mikron. Alat ini terpasang pas di wajah dan berfungsi mencegah kebocoran.



Betapa bahayanya bila sampai terhirup secara langsung abu vulkanik

Sayangnya, justru yang beredar di kalangan pengungsi Merapi adalah jenis masker bedah itu. Menurut Andreas, masker ini memang belum memenuhi standar keamanan tubuh manusia. Masker yang paling aman pada situasi sekarang ini, menurut dia, adalah masker jenis N95. “Ini masker mirip untuk pasien isolasi flu burung,” katanya. “Idealnya memang menggunakan respirator N95, tapi kan sangat mahal dan dalam kondisi darurat. Masker apa pun bisa digunakan daripada tidak sama sekali. Memang kurang nyaman, tapi penting dilakukan,” kata Mukhtar mengiyakan Andreas.
Untuk mata, Andreas menambahkan, sebaiknya masyarakat menggunakan kacamata goggle guna menahan abu. Pasalnya, kacamata ini bisa menutup rapat sekeliling mata, sehingga abu vulkanik tak akan masuk.